Jumat, 30 September 2011

makalah sejarah italia di afrika


BAB I
PENDAHULUAN

a.      Latar Belakang
walaupun Italia dapat dipersatukan pada 1870, namun itali tidak tergolong Negara terkemuka, letak geografisnya, kekayaan alam yang berupa tambang-tambang dan perkembangan kapitalismenya yang lemah menyebabkan Negeri tersebut tidak menyamai perkembangan negara-negara besar di Eropa Barat. Karena tidak merupakan Negara yang kuat, maka politik luar Negerinya tidak stabil, mencari sekutu atau menggabungkan kepada Negara besar yang diperhitungkan dapat memberi keuntungan kepadanya. Hal ini di buktikan ketika Italia berusaha mendapatkan koloni-koloni di Afrika Utara dan Timur.


b.      Rumusan Masalah

berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut :
1.      Latar belakang italia menguasai afrika
2.      Proses masuknya itali di afrika
3.      Tindakan selam di daerah penjajah.
4.      Akibat dari tindakan

























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Latar belakang italia menguasai afrika
Sesudah kekalahan Italia dalam pertempuran ke dua (1896) melawan Ethiopia, fernando martini seorang politikus dari toskane mengutarakan masalah imperialism “of the haves nots” (1897), martini mendukung politik imigran penduduk ke koloni-koloni Italia. Koloni tidak untuk mendapat keuntungan-keuntungan industri dan finansial, bukan untuk mendapatkan bahan-bahan  mentah atau dijadikan basis pertahanan militer tetapi untuk mengatasi masalah kelebihan penduduk yang didiami oleh Negerinya.
Kepadatan penduduk mengakibatkan ratusan ribu penduduk berimigran ke Negeri lain terutama ke amerika serikat. Jika ini terus berlangsung akan membahayakan hari depan politik dan ekonomi Italia, sebab memegang benar orang-orang yang berimigran itu menyebarluaskan peradaban bahasa dan crestise Italia, tetapi mereka hanya menambah jumlah Bangsa–bangsa lain karena anak cucunya akan lupa terhadap bahasa dan peradaban orang tua dan nenek moyangnya. Oleh sebab itu  jika berpenduduk yang berkelebihan di tampung di koloni-koloni yang langsung diawasi oleh Negeri induk, maka bahaya yang mengancam politik dan ekonomi hari depan di atasi.
Sebelum perang dunia pertama berkobar koloni Italia di Afrika meliputi Libia, Eritrea dan tanah Somalia. Luasnya 700.000 mil persegi, berarti 6 kali luas metropole. Dari tiga koloni tersebut Libia adalah yang terbesar, tetapi daerahnya tidak subur. Pada tahun 1912 daerah tersebut menjadi milik Italia dan pada tahun 1913 Italia memperluas koloninya sampai ke pedalaman, daerah pedalaman yang terluas terdiri atas gurun pasir itu Italia berhadapan dengan savid.
Dalam perang dunia I Italia tidak hanya mempertahankan wilayahnya di afrika tetapi ai berusaha untuk memperluasnya, oleh sebab itu italia menerima tawaran inggris untuk menggabungkan pada sekutu.
Sebenarnya sejak tahun 1882 italia telah tergabung dalam treiple alianse, tetapi ketika perang pertama berkobar italia mula-mula bersikap netral, tidak memihak negara sentral. Ini berarti perjanjian rahasia Perancis-Italia 1902 di hidupkan kembali. Pada tahun 1915 Italia menandatangani perjanjian rahasia dengan sekutu di London yang berisi bahwa jika Italia ikut berperang di pihak sekutu akan diberi bantuan uang dan dijanjikan penambahan daerah-daerah di Afrika, Austria dan Turki.
Apa yang dijanjikan sekutu dalam perjanjian rahasia di London tidak semuanya terpenuhi tambahan daerah yang diterima pada tahun 1919 hanya sedikit sekali dan dari pihak Perancis mendapat daerah Qase ghadames dan Ghat, Inggris tidak keberatan apabila Italia menduduki fase kufra dan sekitarnya tempat pusat gerakan sanusi. Italia menuntut daerah yang menghubungkan Libia dengan danau Tsad, tuntutan itu di tolak sebab merugikan Perancis berhubung hubungan antara daerah Afrika Barat Perancis dengan Afrika equatorial Perancis menjadi terhalang..
Sesudah perang dunia I berakhir Italia kecewa terhadap keputusan-keputusan perdamaian berhubung :
  1. Harapannya memperoleh daerah-daerah di Afrika bekas koloni Jerman tidak terpenuhi, bekas koloni Jerman dijadikan daerah mandat yang ditunjuk sebagai mandataris adalah Inggris, Perancis, Belgia dan Afrika selatan.
  2. Harapan memperoleh kembali daerah-daerah Italia iredenta di bawah kekuasaan Inggris, Perancis, dan Austria ,Thasano, Savonya, Corsica dan Malta tidak tercapai.
  3. Harapan untuk mendapatkan tambah daerah di Asia kecil tidak terpenuhi.

Dengan demikian itali, satu-satunya Negara imperialis yang selama perang dunia I berlangsung berusaha melakukan ekspansi terutama di Afrika mengalami kegagalan.

B.     Ekspansi fasis italia di afrika dan etopia

Ambisi memperluas daerah koloni timbul sesudah Italia dikuasai oleh kaun fasis Mussolini berusaha untuk menghidupkan kembali prestige imperium Roma kuno. Oleh sebab itu laut tengah harus dikuasai agar Italia tidak seperti tahanan di laut tengah, lawan yang harus dihadapi untuk mencapai cita-citanya ini terdiri atas banyak Bangsa.  Negara-negara seperti Spanyol, Perancis, Albania, Inggris dan Turki, oleh sebab itu Musolini insyaf akan pentingnya mencari sekutu.
Dalam usaha merebut supermasi di laut Tengah, Tunis menjadi daerah rebutan, seakan-akan pertentangan Kartago dengan Roma pada jaman kuno itu timbul kembali yang tujuan utamanya juga untuk merebut wilayah supremasi di laut tengah.
Tunis sejak tahun 1881 telah menjadi milik Perancis pada waktu itu penduduk Italia di Tunis mencapai 11.200 jiwa, sedangkan orang Prancis hanya 700. sebelum perang dunia I jumlah tersebut berubah menjadi 88.000 orang Italia dan 6000 penduduk Perancis, akan tetapi pada tahun 1926 terjadi perubahan pesat dimana penduduk Perancis menjadi 71.029 dan orang Italia 89. 215.
Menurut Italia tambahnya penduduk tersebut tidak syah, karena merupakan hasil usaha menarik orang-orang Italia masuk menjadi warga Perancis, bukan karena kelahiran baru akan tetapi akhirnya Italia mengalami kegagalan dalam usahanya  menguasai laut tengah, kegagalan tersebut karena angkatan laut jauh lebih besar dari pada italia.
Hasil yang dicapai oleh pemerintah Musolini dihubungkan dengan politik imperialismenya  adalah :
  1. Menduduki Oase kufra pusat kedudukan tentara sanusi (1931), cara yang dipakai untuk menguasai tersebut  di kecam hebat oleh kalangan Islam.
  2. Menduduki Etphia (1936) dan raja Italia Fiktor Emanual III dinobatkan menjadi kaisar Ethopia.
  3. Albania digabungkan pada Italia merupakan uni personil, raja Victor Emanual III menjadi raja Albania di samping menjadi raja Italia (1939) dengan ini laut Atlantik dapat dikuasai.
Pada waktu Ethiopia di serbu oleh Italia (1935) penguasa Negeri tersebut adalah Kaisar Haile sellasi I yang menggantikan empress zaiditu pada tahun 1930, ia memodernisasikan  Negerinya dengan cara memberikan  konstitusi tertulis dan parlemen yang terdiri atas dua kamar ditambah dengan badan pertimbangan dan angkatan perangnya di perluas. Sebelum menjadi kaisar ia terkenal dengan nama Talari makonne yang oleh empress zaiditu putri manelik II di angkat sebagai penasehat utama zaiditu mangkubumi dan pewaris. Pada waktu itu ia menggunakan pengaruhnya yang besar untuk mengatur kembali negerinya membangun sekolah-sekolah, rumah-sakit dan mengirim putra-putra Ethiopia ke luar Negeri untuk belajar. Pada tahun 1925 ia berhasil membawa Ethiopia masuk sebagai anggota lembaga Bangsa-bangsa. Pada tahun 1924 ia berjasa dapat menghapus perbudakan.
Pada tahun 1902 Inggris mendapat janji dari Ethiopia bahwa tidak ada Negeri lain yang akan menggunakan air dari danau tana. Untuk Inggris danau tanah sangat penting sebab dari danau tersebut mengalirlah dari salah satu  sumber sungai Nil biru yang dipergunakan untuk mengairi perkebunan kapas di Sudan.



C.    Tindakan selama di daerah penjajah

Pada tahun1906 tercapai perjanjian antara Inggris-Perancis-Italia yang berisi bahwa tiada dari satu Negara tersebut dapat melakukan tindakan atas  Ethiopia tanpa pengetahuan dan persetujuan dua Negara lainnya.
Pada tahun 1919 janji yang diberikan sekutu kepada Italia dalam perjanjian rahasia di London (1915) pelaksanaannya tidak memenuhi kehendak Italia , terutama pasal yang menyangkut tambahan daerah di Afrika. Diterbangkan bahwa Italia akan mendapat kompensasi terutama dalam hubungan penentuan batas-batas koloni Italia ; Erytrea, Somalia dan Libia dan daerah-daerah koloni Inggris dan Prancis yang ada di sekitarnya sebagai ganti atas kekecewaan itu. Pada tahun 1919 Italia mengusulkan supaya ia diberi kompensasi yang menyangkut Ethiopia karena dalam danau tana akan menjadi milik Inggris. Italia bersedia membantu rencana-rencana Inggris di Ethiopia, misalnya dalam permintaan kepada Negus untuk membuat jalan raya dari danau tana ke Sudan, sebaliknya Inggris akan membantu Italia dalam permintaan yang di ajukan kepada negus untuk mendirikan jalan kereta api dari Brytrea ke Somalia- Italia melalui daerah Ethiopia, dengan ini seakan-akan berlaku lagi daerah pengaruh Italia di Ethiopia berdasarkan perjanjian Inggris-Italia 1891.
Pada tahun 1928 masih dapat di capai perjanjian yang sifatnya bersahabat antara Italia  dan Ethiopia, berisi perluasan perkembangan ekonomi baik untuk Ethiopia maupun Erytrea dengan mendirikan jalan raya yang menghubungkan dessi ibukota propinsi wolio di Ethiopia dengan Assab, kota di Erytrea yang terletak di pantai Laut Merah. Dengan melalui perjanjian tersebut Italia dapat memasuki daerah pertahanan alam Ethiopia yang berupa gurun pasir, tetapi kaisar Haile  selesai cukup cerdik dan ia tidak mau menyelesaikan pekerjaan tersebut walaupun sudah mulai..
Pada tahun 1934 Italia tidak senang melihat tindakan Haile sellesie yang memodernisasi Negerinya dan memperluas angkatan perangnya, pada hal tindakan kaisar Ethiopia adalah sebagai reaksi terhadap perluasan pertahanan yang dilakukan oleh Italia di Somalia dan Erytrea.
Beberapa insiden yang terjadi pada tahun 1934 yang di ikuti dengan pertikaian antara  tentara patroli di walwan dan tempat-tempat perbatasan  lainnya. Ketika Italia mengirim angkatan perang ke Afrika-Ethiopia mengadukan masalah tersebut ke lembaga Bangsa–bangsa. Akan tetapi sebelum lembaga bangsa –bangsa selesai mempelajari masalah pertikaian Italia-Ethiopia, Prancis dan Italia telah menandatangani suatu pakta di Roma (1935), keduanya takut akan perkembangan politik di Jerman yang mengancam kemerdekaan austria. Musolini mendekati Paris dan Prancis menerimanya dengan senang hati. Maka tercapailah pakta lava musolini yang berisi :
  1. Keduanya akan berunding jika keadaan Austria terancam.
  2. Perancis memberi tambahan darah untuk Libia sebesar 45. 000 mil persegi dan sedikit dari Somalia, Prancis untuk di gabungkan pada Erytrea sehingga Italia mendapat sebagian daerah sahara dan jalan keluar menuju ke teluk aden.
  3. Italia boleh menanamkan sahamnya dalam maskapai jalan kereta api Prancis yang menghubungkan addis aba dengan jibuti.
  4. Diusahakan hubungan baik antara keduanya di Tunis, hak–hak mendirikan sekolah dan hak kewarganegaraan istimewa untuk penduduk Italia di Tunisia di perluas

Bagi Italia Ethiopia akan dijadikan sumber bahan mentah yang akan memperkaya Italia, sumber bahan pangan bagi italia dan sumber tenaga manusia untuk fasis Italia.
Jika diperhatikan isi fakta lavai musolini itu sangat menguntungkan Italia, karena Negara sekutu ingin menarik Italia pada pihaknya. Pada hal sesudah Perang Dunia I berakhir Italia tidak begitu senang pada sekutu, karen merasa ditipu. Bagi Italia pasal yang berbunyi memberi kebebasan bertindak terhadap Ethiopia sangat penting, karena Italia mengetahui bahwa kaisar haile selesi merintangi pelaksanaannya perjanjian 1928, maka hanya dengan perang Ethiopia akan mejadi koloni Italia.
Pada tahun 1935 diadakan pengadilan mengenai insiden walwal, kaisar haile selesai bersedia memegang teguh perjanjian Italia –Ethiopia (1928), italia mula-mula setuju, tetapi kemudian atas saran lembaga Bangsa-bangsa , wakil-wakil Prancis, Inggris dan Italia supaya berunding untuk memperoleh suatu penyelesaian bagi seluruh masalah Ethiopia, ketiga penguasa tersebut yang masing-masing mempunyai daerah di sekitar Ethiopia agar Ethiopia di bagi menjadi daerah pengaruh mereka. Tetapi Prancis yang terikat oleh pakta 1935 lalu menganjurkan agar haile selesai memberi konsesi ekonomi yang banyak kepada Italia, Inggris dapat menyetujui tetapi Italia menolak karena musolini menghendaki menganeksasi Ethiopia.
Dalam perundingan lembaga Bangsa-bangsa di Jenewa, Inggris adalah yang anti Italia, sebab jika usaha fasis itu berhasil pasti akan membahayakan pendudukan Inggris sepanjang  laut merah. Afrika Timur laut dan kemenangan itu juga akan mendorong  fasis terus melakukan ekspansi teritorial. Tetapi sebaliknya Prancis masih mencari formula-formula yang dapat memuaskan Inggris dan Italia.
Sementara lembaga Bangsa-bangsa sedang sibuk menyelesaikan  tentang masalah Ethiopia (oktober 1935) tentara Italia dengan perlengkapan modern menyerbu Ethiopia dari jurusan Utara, Timur dan Selatan, alasan yang dikemukan  ialah bahwa gerakan strategis tersebut diperlukan untuk melindungi Erytrea dan Somalia Italia dari agresi- agresi.
Lembaga Bangsa-bangsa memutuskan Italia  sebagai agresi dan dikenakan sangsi-sangsi finansial dan ekonomi. Tetapi Italia tidak mengubah sikapnya. Sesudah Ethiopia di duduki (1936) kaisar heile selesai melarikan diri ke London dan mengajukan protes kepada lembaga Bangsa–bangsa mengenai agresi Italia terhadap Negerinya.
Pada tahun 1936-1942 Ethiopia kehilangan kemerdekaannya Victoe Emanual III diangkat menjadi kaisar Ethiopia, pada tahun 1936 dibentuk Afrika Timur, Italia meliputi Ethiopia, Somali dan Erytrea kemudian diadakan militerisasi Afrika Timur Italia. Tindakan selanjutnya akan merebut daerah Somalia di Prancis kemudian Sudan, Kenya dan Uganda.

D.    Akibat dari Tindakan selama di daerah penjajah

Untuk dapat mengambil hasil kekayaan alam Ethiopia, Italia membuat rencana 6 tahun barang-barang yang diharapkan ialah bahan-bahan mentah seperti kapas, wool dan bahan pangan seperti gandum di samping hasil penambangan. Dari tambang besi-besi dan batu bara akan diusahakan untuk membuat pabrik-pabrik baja, jalan kereta api meriam dan senjata api.
Tetapi 11/2 tahun rencana tersebut di jalankan, hasil yang di impi-impikan  belum dapat di petik, karena adanya sangsi-sangsi dari lembaga Bangsa-bangsa dan perlawanan rakyat Ethiopia yang masih terus dilanjutkan, juga karena kekurangan modal, banyak tambang –tambang yang kaya tidak dapat dieksploitir menurut rencana tersebut.
Sesudah Italia menduduki Ethiopia, politik luar Negerinya berubah, Italia makin menjauh bekas sekutunya dan mendekati Jerman, hal ini disebabkan karena Jerman tidak ikut menjalankan sangsi lembaga Bangsa-bangsa terhadap Italia, di samping itu Jerman juga mengakui kekuasaan Italia di Ethiopia. Dengan demikian maka pada tahun 1936 terbentuklah persekutuan Nazi dan Fasic dan bersama-sama membatu jendral franco yang melanjutkan perang saudara di Spanyol. Latar belakang Nazi membantu jendral franco adalah untuk memperoleh bantuan  berupa bahan-bahan pertambangan dari Spanyol sedangkan bagi fasis untuk dapat menguasai laut tengah bagian Barat.
Pada tahun 1936 Italia menuntun Tunis dengan alasan  membalas penduduk Italia di Tunis yang ditindas oleh Prancis. Berikutnya Italia juga menuntut pulau Corsica, savoya dan nizza dari Prancis. Tetapi semua  tuntutan tersebut tidak berhasil. Pada tahun 1940, Somalia , Inggris di duduki oleh Italia, tetapi walaupun daerahnya  bertambah, hubungan dengan Negeri induk terputus hanya dapat dilakukan  melalui udara, Italia juga merencanakan menguasai Terusan Sues yang akan dilakukan melalui Libia.
Di lain pihak Inggris mengadakan perjanjian dengan Mesir “ anglo egyprian trzaty” (1936) berisi Inggris di beri izin untuk memakai Mesir sebagai basis perang dan mesir juga akan memberi bantuan militer. Kemajuan yang diperoleh jendral graziani (Italia) dalam mendekati perbatasan Mesir akhirnya  pada tahun 1941 bertahan dan dipukul mundur oleh gabungan tentara Inggris dan Prancis. Pos-pos militer Italia akhirnya  jatuh ke tangan sekutu. Kaisar halie selesai kembali menuju sudah untuk mengadakan operasi di Afrika Timur. Bersama tentara sekutu daerah Afrika Timur Italia akhirnya dapat direbut kembali. Ini berarti bahwa usaha musolini untuk menguasai Afrika Timur dan Sues gagal sama sekali.
Haile selesei kembali berkuasa sebagai kaisar dan selama 9 bulan berlaku pemerintahan militer di Negerinya, pada januari 1942 Ethiopia mengadakan persetujuan dengan Inggris .parlemen Ethiopia dibuka kembali dan kabinet baru dibentuk.
Dalam periode-periode berikutnya kaisar giat memperluas pendidikan, melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang administrasi, sosial dan pengadilan. Pada tahun 1955 konstitusi Ethiopia di tinjau kembali keputusan yang diambil menentukan bahwa kaisar menjadi kepala pemerintahan dan kepala Negara dengan kekuasaan menunjuk kabinet parlemen terdiri atas dua kamar senat dan dewan perwakilan. Anggota senat ditunjuk oleh kaisar sedangkan anggota dewan parlemen di pilih langsung oleh rakyat. Pemilihan umum untuk pertama kalinya di langsung pada tahun 1957.
























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat kami menyimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan masalah di atas sebagai berikut :
-          Latar belakang itali menguasai afrika adalah karena keinginan negara italia untuk menjadi negara imperialisme karena negara itali sendiri sedang menghadapi kepadatan penduduk bagi Negerinya, maka langkah yang di ambilnya adalah politik imigrasi ke negara-negara lain dengan tujuan untuk pengembangan Politik dan ekonomi bagi negara itali sendiri.
-          Penjajahan italia ke negara Afrika merupakan modal bag Itali dalam merebut kekuasaannya karena negara italia di samping mencari negara sekutunya, juga Italia berhasil menguasai seluruh wilayah kekuasaan inggris dan perancis di afrika.
-          Walaupun kekuasaan italia di Afrika berjalan sesai dengan kesepakan antar negara tetapi hal yang diperoleh Italia tidak sepenuhnya di dapat karena adanya penguasaan negara-negara lain seperti Perancis dan Inggris


B.     Kritik dan saran
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karen itu adanya kritikan dan masukan yang membangun, kami anggap sebagai bahan kajian kami dalam penyusunan makalah yang selanjutnya.
Diharapkan kepada pembaca dengan adanya makalah ini dapat menganalisa dan memahami tentang peristiwa yan terjadi di benua eropa dan afrika, karena penyusunan makalah ini berdasarkan sumber yang kami peroleh melalui buku-buku refernasinya.





DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar